![]() |
AIPTU BUDIONO (Foto : Mei Amelia/detik.com) |
Kepada detikcom pekan lalu, Budiono menjelaskan detik-detik penembakan yang dialaminya. Kala itu, 14 Januari 2016, sekitar pukul 10.00 WIB, dia sedang berjaga di Balai Kota DKI, saat ada panggilan radio yang mengabarkan ledakan di Pos Polisi Thamrin.
Baru saja parkir diruas jalan Thamrin, Budiono langsung berjalan kemudian ditembak dari arah tak terduga oleh Ali. Budiono tak menyangka bakal mendapat serangan karena berpikir situasi sudah aman setelah ledakan. Ali juga tak disangka sebagai pelaku teror karena berpakaian layaknya warga biasa, mengenakan celana jeans, baju biru muda, rompi dan topi hitam sambil membawa tas ransel. Bahkan sekilas, Budiono sempat menyangkanya intel kepolisian.
Lewat CCTV di sekitar lokasi kejadian, terlihat adegan penembakan tersebut. Ali setengah berlari memutari mobil milik Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Pol Martuani lalu menembak Budiono dari jarak sangat dekat. Tak lebih dari satu meter, Budiono merasa ditembak dua kali, namun belakangan dokter melihat ada tiga peluru yang menembus tubuhnya.
"Saya merasa ditembak dua kali, saya tahu pas dioperasi di RSPAD Gatot Subroto ada tiga lubang di belakang, nembus. Saya juga enggak tahu dari mana. Saya merasa dia dua kali nembak saya," terangnya kepada detikcom sambil mengingat kejadian nahas tersebut.
Beradu muka dengan Ali saat penembakan, Budiono ingat betul raut wajah sopir angkot tersebut. Meski amatir, Ali disebut Budiono menembak tanpa ekspresi dan tetap tenang.(Sumber detik.com)
0 comments:
Post a Comment